Cari Blog Ini

Sabtu, 19 Januari 2013

Knalpot Trail yang Ramah Lingkungan



Menarik ketika menyimak iklan produsen knalpot ternama dari USA, FMF, di berbagai majalah dirt bike. Di iklan tersebut ditampilkan gambar burung hantu yang memakai penutup telinga dan ada tulisan huruf kapital berbunyi “WE HEAR IT TOO”. Artinya burung hantu (yang tinggal di hutan) itu juga mendengar suara knalpot motor yang masuk ke hutan. Makna dari iklan itu adalah sudah sepatutnya suara knalpot yang keluar dari motor itu ditekan seminim mungkin, sehingga tidak mengganggu penghuni hutan (baca: binatang liar), yang dalam arti luas tentunya juga tidak mengganggu orang lain.

Produsen knalpot trail kelas dunia semacam FMF atau Pro Circuit itu kini semuanya berlomba-lomba mengeluarkan produk yang suaranya tidak terlalu keras, namun tenaganya meningkat dahsyat. Suara knalpot yang menggelegar itu sudah tidak zamannya lagi, sudah kuno. Di negara maju seperti USA itu ada aturan batas maksimum kekerasan suara yang dikeluarkan oleh knalpot. Di beberapa negara bagian dibatasi maksium 92 db.

Aturan ini yang kemudian mendorong produsen knalpot mau tidak mau harus mengeluarkan produk yang suaranya lebih ramah, tanpa mengurangi performa tenaga yang dihasilkan.
Selain alasan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di Amrik sana, sehingga produsen knalpot mengeluarkan produk yang lebih ramah lingkungan, juga karena munculnya protes dari sebagian masyarakat yang merasa terganggu dengan pekaknya suara knalpt yang dikeluarkan motor.

Di Indonesia, aturan tentang suara knalpot ini sebetulnya juga sudah diatur dalam UU No 22 tahun 1999 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan juga di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 7 tahun 1999 tentang Ambang Batas Kebisingan Kendaraan Bermotor. Dalam peraturan itu disebutkan bahwa untuk motor tipe 80cc ke bawah itu maksimum kebisingan 85 db(db) dan untuk motor diatas 80cc adalah 90db. Sanksi bagi pengguna knalpot bising adalah pidana penjara maksimum 1 bulan atau denda maksimum Rp 250 ribu.

Permasalahannya di Indonesia adalah di lapangan itu polisi tidak dilengkapi dengan alat ukur untuk menilai kebisingan knalpot. Akhirnya hanya berdasarkan ‘perasaan’ sang polisi saja. Kalau bukan knalpot standar bawaan pabrik, maka bisa saja ditilang, padahal bisa jadi batas ambang kebisingan knalpot racing itu sama dengan bawaan pabrik/standar. Ini yang rawan terjadi korupsi dan kong kalikong antara polisi dan pengguna motor.

Fenomena yang terjadi di motor trail (Indonesia) itu masih ada yang berpikiran ‘kuno’. Suara knalpot yang menggelagar bagai halilintar dianggap keren dan gaya. Parahnya lagi ada pemikiran bahwa kalau mau meningkatkan tenaga motor itu wajib suara knalpotnya dibedah sehingga terdengar keras. Memang sih suaranya jadi keras, namun tenaganya belum tentu bertambah. Seringkali suara motor terdengar meraung-raung, bahkan dari kejauhan sudah terdengar, namun ternyata ketika motornya muncul, jalannya motor terseok-seok kayak siput hehehe. Khan kalau begitu jadi malu, motor hanya keras di suaranya saja, namun tenaganya loyo.

Pabrikan motor trail ternama misalnya seperti KTM, Honda atau Husbaerg itu untuk motor rail enduro knalpotnya dilengkapi dengan spark arrestor yang berfungsi untuk meredam kebisingan knalpot. Kalau suaranya bising melebihi batas yang ditentukan, motor tersebut tidak boleh dijual ke konsumen. Untuk knapot motor yang digunakan di sirkuit motocross, memang suaranya sedikit lebih keras karena beberapa tidak dilengkapi dengan spark arrestor, namun di beberapa negara bagian motor seperti ini akan dilarang bertanding! Solusinya adalah knalpt harus diganti dengan yang lebih ramah lingkungan, dan ini dijawab oleh FMF dengan mengeluarkan produk power bom yang diklaim bisa mengurangi kebisingan namun tenaganya lebih meningkat.

Memakai motor trail dengan knalpot yang bising sebetulnya bukan hanya mengganggu ‘tetangga’ dan penghuni hutan, namun kurang nyaman juga bagi pengendaranya. Jika offroad yang panjang, dari pagi hingga sore, dengan suara knalpot yang bising itu terasa kurang nyaman di telinga. Teliga terasa pekak, sehingga berulang kali harus menelan air ludah untuk menghilangkan pekak di telinga. Teman yang ada di belakang kita juga kasihan khan, karena ‘ditampar’ berulang kali dengan suara knalpot yang bising.

Saatnya kita bertindak lebih maju dengan meninggalkan knalpot motor trail yang bising. Knalpot bising itu sudah jadul, yang modern adalah suara knalpot rendah namun tenaga motor meningkat dahsyat, ini baru keren!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar